0 items / $0.00
Rental Mobil Bali

Inilah Keistimewaan Anak Yatim

Inilah Keistimewaan Anak Yatim dan Orang yang Menyantuni Mereka di dalam Islam, Masya Allah!
Islam memberikan keutamaan bagi seseorang yang memelihara anak yatim

Ditinggalkan pergi oleh seseorang untuk selamanya tentu dapat menjadi kepedihan yang mendalam. Apalagi kalau yang ditinggalkan masih kecil dan tidak mampu berdiri sendiri. Oleh gara-gara itu, Islam sangat menaruh perhatian besar kepada anak yatim.

Menyantuni anak yatim juga pada dasarnya adalah sebuah amalan dan akhlak yang sangat mulia di mata Allah SWT dan juga sesama manusia. Dengan jalankan amalan yang baik ini, maka seseorang dapat menjadi manusia yang jauh lebih baik dan lebih berfaedah untuk orang lain.

Baca Juga: Yuk Tiru 4 Cara Menegur Anak Dengan Bijak https://makanberkah.com/ 

Pengertian Anak Yatim
Anak Yatim -1.jpg
Foto: Growingyourbaby.com

Kata ‘yatim’ berasal berasal dari Bahasa Arab yang berarti anak kecil yang kehilangan ayahnya gara-gara meninggal. Dalam Islam, berarti pun mirip dan lebih-lebih dilengkapi dengan dengan batasan usia bagi seseorang yang masuk di dalam kategori yatim tersebut.

Batasan bagi seorang anak masih disebut anak yatim adalah sampai orang berikut sudah dewasa atau baligh, sebagaimana penjelasan Rasulullah SAW di dalam sebuah hadis: “Tidak tersedia keyatiman sesudah mimpi.” (HR Abu Daud).

Mimpi di dalam hadis di atas maksudnya adalah mimpi basah yang menjadi penanda baligh. Selain itu, sinyal baligh lainnya adalah tumbuhnya rambut kemaluan, sudah haid bagi anak perempuan, dan juga sudah mencapai usia 15 tahun.

Untuk anak yang ditinggal meninggal oleh ibunya tidak disebut yatim, namun mempunyai makna spesifik yaitu ‘ajiyy/’ajiyyah’ yang dan di dalam bhs Indonesia disebut piatu. Adapun menurut makna syara’ yang dimaksud dengan dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum sementara baligh.

Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Ibnu Abbas RA pernah terima surat berasal dari Najdah bin Amir yang memuat lebih berasal dari satu pertanyaan, tidak benar satunya berkenaan batasan seseorang disebut yatim, Ibnu Abbas menjawab:

“Dan kamu menanyakan kepada saya berkenaan seorang anak yatim, kapan terputus predikat yatim itu, sebenarnya predikat itu putus seandainya ia sudah baligh dan menjadi dewasa Sedangkan kata piatu bukan berasal berasal dari Bahasa Arab.

Kata ini di dalam bhs Indonesia dinisbatkan kepada seorang anak yang ditinggal mati oleh Ibunya, dan seorang anak yatim piatu: seorang anak yang ditinggal mati oleh ke-2 individu tuanya.”

Baca Juga: Bentuk Karakter Semangat Juang Tinggi Pada Anak Sejak Dini

Keutamaan Mencintai Anak Yatim
Anak Yatim -2.jpg
Foto: Aryanaaid.org.uk

Sebagai uswatun hasanah, Rasulullah SAW sudah memberikan umpama untuk mencintai dan menyayangi anak yatim. Apalagi bagi mereka yang masih kecil, tidak mampu menghidupi diri sendiri, dan memerlukan pemberian untuk menggerakkan kehidupannya.

Dilansir Dompet Dhuafa, inilah lebih berasal dari satu keutamaan yang dapat didapatkan bagi orang-orang yang mencintai anak yatim:

 
1. Termasuk Amal Shalih
Penjelasan berkenaan menyantuni anak yatim tidak benar dijelaskan di dalam tidak benar satu ayat di dalam Alquran. Allah SWT berfirman: “Dan mereka menanyakan kepadamu berkenaan anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki suasana anak-anak yatim itu sangat baik bagimu.” (QS Al-Baqarah: 220).

Memperbaiki di sini maksudnya adalah berderma kepada anak yatim, memeliharanya dengan dengan pemeliharaan yang baik, dan menjamin kehidupannya. Ini juga amal kebaikan yang sangat besar bagi seorang muslim.

2. Allah Menyukai Hamba yang Senang Berderma
"Mereka menanyakan berkenaan apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang di dalam perjalanan. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.” (QS Al-Baqarah: 215).

Allah SWT menyukai nafkah yang diberikan untuk anak yatim. Sebab, berkenaan berikut menjadi kemuliaan sendiri bagi seseorang gara-gara sudah share kepada sesama, khususnya yang sangat membutuhkan. Harta ini tentu dapat lebih baik daripada yang dipergunakan untuk diri sendiri.

3. Menjadi Jalan Masuk Surga
“Rasulullah SAW bersabda: ‘Aku dan orang yang menjamin anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,’. Kemudian Rasulullah SAW mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah, dan juga agak merenggangkan keduanya.” (HR Bukhari).

Bagi orang yang menjamin kehidupan anak yatim seperti yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW, maka Allah SWT menjanjikannya masuk surga. Ini gara-gara orang itu sudah melindungi kehidupan anak berikut gara-gara berada di di dalam pengawasan dan tanggung jawabnya.

4. Jauh berasal dari Adzab Allah
Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan dengan kebenaran di hari kiamat Allah SWT tidak dapat mengadzab orang yang mengasihi anak yatim dan berlaku ramah padanya dan juga manis tutur katanya. Dia sangat menyayangi anak yatim dan menyadari kekurangannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diperoleh Allah kepadanya.” (HR Thabrani).

Umat Islam tentu menginginkan selalhi diberkahi dengan dengan pahala dan dijauhkan berasal dari adzab. Salah satu caranya adalah dengan dengan mencintai anak yatim. Sebab, anak yatim mempunyai kelebihan tersendiri di dalam Islam, supaya Allah SWT memberikan kelebihan atas amalan yang dilaksanakan seseorang pada anak yatim.